Dokumentasi Pada Saat Pemaparan Isi Buku “Nusantara Ver 1.0: The Untold Stories” dalam diskusi di Sekolah Pascasarjana UNDIP

Semarang, UNDIP (03/06/2025) – Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro (SPs UNDIP) menggelar Talkshow Bedah Buku Nusantara Ver 1.0: The Untold Stories karya Prof (H.C.) Ir. Bambang Susantono, M.C.P., M.S.C.E, Ph.D., pada Senin, 02 Juni 2025 di Gedung A Lantai 1 Sekolah Pascasarjana Undip. Buku ini mengungkapkan kisah di balik pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan menekankan pentingnya perencanaan kota yang inklusif dan berkelanjutan. Diskusi ini dipimpin oleh 4 pembahas yakni, Ir.H. Iswar Aminuddin MT (Wakil Wali Kota Semarang), Prof. Dr. Wiwandari Handayani (Kepala Departemen PWK Undip), Setiawan Hendra Kelana (Sekretaris/Redaktur Pelaksana SMN/ Sekretaris PWI Jateng) dan Zukruf Novandaya S.T., M.PWK (Alumni Mahasiswa PWK Undip).

Prof. Bambang berharap buku ini menjadi awal dari serangkaian dokumentasi pengelolaan IKN, mengingat dinamika pembangunan yang terus berkembang. Ia menekankan bahwa sebuah kota harus dirancang untuk semua lapisan masyarakat, bukan hanya untuk satu kelas sosial tertentu. Dalam konteks ini, IKN diharapkan menjadi contoh kota yang inklusif dan ramah bagi semua.

Iswar Aminuddin, Wakil Wali Kota Semarang dan juga seorang perencana kota, menyoroti peran strategis Semarang sebagai pusat transit ekonomi di Jawa Tengah. Pak Iswar mempertanyakan apakah IKN memiliki gradasi yang baik dengan kabupaten/kota lainnya, mengingat pentingnya integrasi regional dalam pembangunan kota baru. Iswar juga mengingatkan akan potensi urban sprawl yang tidak terkendali jika pembangunan tidak direncanakan dengan matang.

Menanggapi hal tersebut, Prof. Bambang menyatakan bahwa Semarang akan memainkan peran luar biasa kedepannya sebagai simpul kota-kota besar. Secara historis, Peraturan Daerah telah membentuk Kota Semarang sebagai simpul, dan peran ini akan semakin penting dalam konteks pembangunan IKN.

Prof. Wiwandari Handayani mengapresiasi kerja keras Prof. Bambang dan tim dalam menyusun buku yang cukup mudah dipahami. Ia menekankan bahwa pembangunan harus seimbang antara infrastruktur fisik dan penataan lingkungan, termasuk infrastruktur hijau dan biru. IKN menjadi subnasional pertama yang memiliki dokumen Net Zero Carbon, menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

Peluncuran buku ini menandai langkah penting dalam dokumentasi dan refleksi atas pembangunan IKN. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, perencana kota, media, dan generasi muda, diharapkan IKN dapat menjadi kota masa depan yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada masyarakat. (Humas SPs UNDIP – Effata Naomi)